Saturday, September 25, 2010
state of mind
Tuesday, September 7, 2010
E=mc2 Journey
Kak X: Okey, kita cuba jalan ni. Akak tak tahu jalan mana yang cepat.
(sambil membuat pusingan U turn yang tajam. Ganas akak ni drive…)
Me: Ohh, okey :)
(saya ikut aja… usah ditanya mana satu jalan yang dekat atau jauh. First, saya fail bab pembezaan jarak. Second, saya tak pernah ingat nama jalan even kat kawasan rumah sendiri. Okey. Tipu. Saya ingatlah nama jalan kalau dah itu alamat rumah saya. Yang bukan, tak ingat)
Kak X: Hahh…? Lumut lagi 90 km? ni, kalau bawa 100 km/j pun dalam 90 minit baru sampai. Kita dah lambat ni.
(Kak X sedikit gelabah selepas melihat signboard kaler biru di sebelah kiri jalan)
Me: -------------->speechless.
( 90 minit? 100 km/j? oh my… pagi-pagi dah kena kira rumus fizik ni. Nombor satu hal, formula… erm, apa pulak rumusnya ni? E=mc2 ke?)
Kak X: Kalau kita ikut jalan yang dari Medan Gopeng tadi mungkin lagi dekat kot. Haissh… kenapalah pak cik tu kata jalan ni dekat?
Me: ---------------------> erks… speechless lagi.
(Nak kena ingat jalan pula. Adoii… sudahlah I’m the only person who can get lost in her very own hometown… Akak ni pakai acara ingat nama jalan pula… nak tanya short cut lagi?)
Kak X: Eh, betul ke jalan ni? Kenapa kita tak lalu highway? Ni dah masuk rumah-rumah orang ni. Tak kira.. I nak tanya jugak abang tu.
(berhentikan kereta di bahu jalan dan terus keluar bertanya kepada sekumpulan pemuda yang nampak gayanya macam baru bagun tido tapi dah melepak kat luar rumah. Uishh akak ni… memang otai! Kalau saya, saya rela ke kampong sebelah untuk bertanya daripada kena tanya a group of guys yang menggerunkan itu)
Me: Betul ke kak? (setelah beliau kembali ke tempat asal)
Kak X:Heee... macam dah betul. Tak apa lah. Kita tawakkal.
(dengan ucapan bismillah, Kak X masuk gear 1 dan keluar ke jalan besar)
Agaknya macam tu lah gayanya bila berjalan dengan cikgu fizik :) heee ** menarik. Sangat menarik. Alhamdulillah… lebih ramai orang yang kita jumpa, kita kenal, lebih banyak ilmu dan pengalaman yang kita timba. (tak tahu kenapa tak guna besen ke, gayung ke… ini, timba?)
Tahukah anda bahawa setiap orang di sekeliling kita adalah asset kita?
Wahh… trivia pula di pagi hari (be it, middle of night and what not…still, it’s pagi hari in this entry). Again, ini bukan cerita tentang economies of scale etc, pakai acara asset, liabilities, mortgage bond segala :b heheee ^^. Tapi, suka atau pun tak, memang life’s all about economics thingy. Only on the graphs part we don’t bother much. Opportunity cost, making decisions (arts of choosing) and generating more profits than loses are parts and partials of life.
-------> okey. Ini sudah berbunyi crappy daripada yang sepatutnya. Serius, dong… <-------
Orang ramai adalah aset in a way…. Humnn… bagaimana ya? Oh, ia perlu kepada suatu hobi aneh. Ya, tidak semestinya hobi. Mungkin saja ia adalah suatu keperluan. Apakah…?
Tad-da…! (sila baca dengan gaya excited)
Observant. Itu saja. Humn.. mungkin ada yang menyoal bagaimanakah? Kenapakah? Mengapakah? Etc etc etc… tapi, memang kita perlu menjadi pemerhati. Daripada duduk mengelamun and ended up as a ‘blur sotong man’, being an observant is much better :)
Hummn.. ia bukan anjuran saya semata-mata… mari kita tinjau ini…
"Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunah Allah; karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)" (3:137)
rehat tiga minit...
"Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih? Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak dianiaya sedikit pun" (4:49)
"Perhatikanlah, betapakah mereka mengada-adakan dusta terhadap Allah? Dan cukuplah perbuatan itu menjadi dosa yang nyata (bagi mereka)" (4:50)
"Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al Kitab? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman. Mereka itulah orang yang dikutuki Allah. Barang siapa yang dikutuki Allah, niscaya kamu sekali-kali tidak akan memperoleh penolong baginya" (4:50,51)
"Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an? Kalau kiranya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya" (4:82)
"Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyaknya generasi-generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu), telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain" (6:6)
Okey. Nampak kan? Well said, sebab kalimah agung ini bukan dari siapa-siapa, tetapi dari DIA yang maha mengetahui lagi maha memiliki… Allah huAkbar.
Makanya, marilah kita terus memerhati. Emm, bukan setakat buat eksperimen di makmal saja perlu buat pemerhatian, bahkan bila kita berjalan-jalan atau bersia-sia (bersiar-siar sebenarnya), kita perlu memerhati. Sebabnya…
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka" (3:190-191)
Jelas kan? Kita bukan setakat boleh memerhati kerenah manusia, belajar daripada good and flaws of others (diri kita sendiri terutamanya), bahkan daripada alam itu sahaja, sudah terlalu banyak untuk kita renungkan, fikirkan dan ambil pengajaran, inshaAllah…
Akhirul kalam, mukmin itu bicaranya zikir, diamnya fikir… (mari renung2kan dan beramal!) Allah hu ‘Alam (-_+) Y
p/s: Hey, rumus untuk jarak vs kelajuan bukan E=mc2 (ini einstain's untuk atom danteori big bangnya)
---> Thanks ya Allah, I found so many treasures and happiness to be cherished along this way; the very path which I left once before I realize, it’s all that I need
Saturday, September 4, 2010
‘Financial’ Leverage.
Bismillah...
nota: entri ini lebih kepada reminder untuk diri sendiri. (apakahh…?) hehh… kadang-kala blogger perlu juga entri yang ditujukan khas untuk dirinya (even other entries were explicitly written as a self-reminder, but still, a specific one is kinda essential I supposed). Kepada yang lain, mari ambil ibrahnya bersama
Financial leverage = small effort ----------> BIG result
Oh, this is not an ‘Introduction to Financial Management' (FIN 420) lecture anyway. Heee… but It’s something related to. Not in the finance, assets, liabilities or number aspects but the leverage thingy. Before we can go in depth about the topic, let’s take a look at this:
…dengarkan hai teman,
dengarkan bersama,
aku menulis bukan kerna nama
kerna sifat kasih pada sesama insan
dan menyatakan kasih sayangku
kita sama, semuanya sama
apa yang ada, hanyalah kehidupan…
Have u ever heard of the verses before? Heee… it’s Ramli Sarip’s Bukan Kerna Nama. I’d like to highlight an important point which is…
aku menulis bukan kerna nama
reason 1: this is not a competition, so, there’s no such a winner neither loser kind of thing, who’ll get the title and name for the writing.
reason 2 : am not a nobel prize winner, thus, my writing is not as even as Picasso’s work. You can judge me all you want, but this is all I’ve really got. (-_-) Y
will you believe me if I say…
kerna sifat kasih pada sesama insan
dan menyatakan kasih sayangku
heee ^^ it’s kinda doubtful if it came from an Arissa ( we can fake it right? ) But seriously, I mean it.
If it ain’t for the love solely, it’s for the responsibility.
okay.
Enough rambling and ranting. This is the gist.
“By (the token of) Time (Through Ages). Verily Man is in loss, Except such as have Faith, and do righteous deeds, and (join together) in the mutual teaching of Truth, and of Patience and Constancy”
(The Time 103: 1-3)
we’re in loss, except if we do righteous deeds, remind others (and ourselves for sure) of Truth, Patience and Constancy, insha Allah…
and writing, in one of the ways of doing it. May
me, you, WE
can be benefited from this, ameen.
Hey, where’s the leverage part?
Hah-ha!
I read an attractive and appealing entry from Sang Pelangi. He said, our writing can possibly place US in Jannah (ameen). And yet, it could also bring US to the hell-fire (nauzubillah).He repeated, again and again, it is US.
Not only me, neither you solely but WE.
So, this is the deal. if our writing is meant for ourselves’ improvement, that’s great. But if we are able to write for ourselves and others, that’s even greater. However, nevertheless, if the writing can benefit US,
(me + you = US)
Wouldn’t it be the greatest part of all? That’s where the leverage notion makes sense.
Small effort -----> a piece of writing
BIG result ------> it benefits US (me + you = US)
Do you follow?
It’s okay if you don’t because this is mine, for me to be remembered and understood :)
Nota Kaki: ibrah adalah pengajaran atau moral of the story :)