.:soft reminder:.

"And if My servants ask thee about Me - behold, I am NEAR; I respond to the call of him who calls, whenever he calls unto Me; let them, then, respond unto Me, and believe in Me, so they might follow the right way" (2:186)

Wednesday, January 26, 2011

my love




I cannot always show it but don't doubt my love





Update Please





Bismillah…


Let’s keep this short and simple (I doubt that. Okay, positive!).


Here are some updates about things which I’m up to.


-------------------------> Masters in Applied Language Studies (English for Professional Communication) which sounds bombastic and scary enough to me (I supposed).





So, I’ll be working with Cha, The Alpha Male who’s also the winner of Tan Sri Arshad’s Award for last Degree Season after Dr. Fatimah Dinna has successfully fished us to be (once again) her research students. Though she’s kinda ‘Love-Hate Thing’ ‘event’ of life, I guess I’m blessed to be supervised by a great resourceful person like her. May Allah bless this ‘broken’ road and may it made easy as we go.



-------------->Skim Khidmat Siswzah



Oh, it’s not a Skim Cepat Kaya or PTPT-poo thingy but kinda ‘Hard Labour Scheme’ where I have to serve the academy for 15 hours per week.





Okay, at least I’m doing something to earn my ‘uncang magic’ money while connecting my neurons altogether to make me more human fully utilizing the special gifts of brain, strength and time from my Lord.



It’s actually working 10 hours with a lecturer, doing the admin and clerical work while the extra 5 will be allocated for us to be seen around the academy, pretending like we’re the most dedicated, enthusiastic and serious researchers on earth.



Hehh… that’s lil bit sagacious, phonetically and I seriously hope that my friends and I could make it through which means less time of ‘lepak-ing under the taugeh tree’ and be wiser in time management and what not.



------------------------------> ...


See? I’ve no more to be mentioned here. Hehh… how positive thought is damn helpful to be applied in life :) thank you Allah.



Some gentle reminders for us since Allah said, “Therefore, give admonition in case the admonition profits the hearer” (87:9)



“By (the token of) Time (through the Ages), Verily Man is in loss, Except such as have Faith and do righteous deeds, and (join together) in the mutual teaching of Truth, and Patience and Constancy” (Al-‘Asr 103: 1-3)


Allah hu'Alam



Thursday, January 20, 2011

wajah vs hati




Bismillah…


“Kau jumpa wajahnya dulu sebelum hatinya”


Ya, setiap kali saya teringat atau terbacakan ungkapan penuh hikmah seorang atuk yang mendidik cucunya ini, saya pasti tersenyum. Si cucu begitu terpesona dengan kehadiran seseorang yang mula mengetuk pintu hatinya untuk dibuka seluas-luasnya buat dia, si gadis jelita. Bila cerita itu dikhabarkan pada atuk, pendengar dan penyokong setia, terus atuk menampar keras pipi cucu. Cucu sangat tertegun.


Aneh. Namun anak jantan tidak harus cengeng, lantas soalan kenapa dia diperlakukan begitu diajukan keras kepada sang atuk yang nampaknya sedikit melulu. Senang sahaja sang atuk menjawab…


“Kerana kau jumpa wajahnya dulu sebelum hati



Kredit untuk Inche Irfan Sang Pelangi atas perkongsian bingkisan hidupnya yang turut banyak mendidik hati juga membentuk cara fikir saya hingga hari ini.



Ya, bicara hikmah almarhum Tok Aki yang sering beliau kongsikan sering membuatkan saya terdiam berfikir. Betapa hikmah itu kurnia Allah dan sungguh barang siapa yang dikurniakan nikmat itu telah dianugerahi Allah dengan kurniaan yang amat besar.



Allah huAkbar, Allah huAkbar, Allah huAkbar, Walillahilhamdh…



Persoalan wajah, rupa paras sebelum hati itu sangat signifikan membuktikan bahawa hati itu besar pengaruhnya kepada pembentukan setiap individu.



Namun kini, ada sesuatu yang mengganggu fikiran saya. Bila saya telah menemukan sekeping hati dahulu sebelum wajah yang empunya hati. Runsing. Bila hati saya juga mula membicarakan perkara-perkara diluar jangkauan saya yang tidak pernah saya fikirkan tetapi kini mula saya dambakan. Mungkin ini suatu ‘kegilaan’ yang patut saya hentikan sejak awal lagi.



Bila hati yang diberi pinjam pada saya tidak saya jaga juga pelihara sebaik-baiknya, saya bimbang Sang Pemilik akan ‘melantakkan’ saya semudahnya nanti. Tegarkah saya menanggung akibatnya?



Bila setiap mulut ditutup, bila setiap lidah dikunci dan bila setiap anggota yang lainnya dibiarkan berbicara… mana mahu disembunyikan wajah? Mana mahu disorokkan semua kelakuan jelek, bicara hodoh juga palsu penuh pura itu?



Jangan Engkau biarkan aku Tuhan, walau hanya dalam sekelip mata, atau dalam tempoh yang lebih singkat dari itu…




Wednesday, January 19, 2011

Uncang Magic 2



bismillah...

untuk ke sekian kalinya...


p/s 1: Watch over, this “bilingual” is “applying” herself :b hehee


p/s 2: Time management, as usual. Careful where you spend it and I hope this could be very helpful in any sense that you can figure it out. Hehh, hopefully :) Oh, I’ll be very thoughtful to kerat-kerat this entry out so that you can leave the technicallyless - educational parts behind and proceed with something rational instead ngeheee ^^


p/s 3: It’s about time to critically read and think. Kena cari implied main idea sendiri ya :)



-------->Try this one. It’s kinda more personal but if others can benefit from this, that should satisfy me. Beware, because some facts were overly exaggerated and thus, it could be technicallyless - educational. So, you can proceed to the last paragraph ---> the conclusion should you tak rajin nak ambil port kat cerita picisan. ^^



Hoo… what a life ------> oh, it’s a normal student life. Being very broken in the middle of the month because it is the middle of the month. Heh… but I’m a real broke since I haven’t got any answer to my scholarship applications and I hope things will get better as I go.


Anyway, I’ve this RM20 inside my so-called-purse when it’s actually my magic uncang :) and I was on my way to my aunt’s place. Inside the PUTRA, I saw this one guy, sitting on his wheelchair selling some keropok roda and various type of kerepek.


Hati saya terdetik kagum dengan kesungguhan dia mencari rezeki yang halal dan saya persetankan saja thoughts yang mengatakan dia mungkin terlibat in any scam or syndicate yang make use of orang-orang istimewa seperti dia.


Sebelum keluar dari perut LRT, sempat saya mencekau beberapa keping not RM1 dengan harapan dapat menceriakan malamnya (sebab masa ni dah malam dah). Lagipun ada suara memujuk (bukan halusinasi okey…!) yang satu sedekah itu akan Allah gandakan 10 kali lipat dan semoga dengan memberi sedikit, saya akan beroleh manfaat yang banyak (sangat wishful dan bunyinya kurang ikhlas pula)


Lets cut this long story short and pergi kepada main idea. The day selepas saya pulang semula ke rumah sewa, saya hanya ada RM 10 di dalam magic uncang saya. Serius penniless, but I consider that’s normal for a student. Segan nak minta pada mak dan ayah so, saya minta kat abang. Heheee ^^ (gelak keji) tapi masa tu pun dah malam sangat bila saya bagi tahu untuk minta sedikit wang ihsan sebelum saya dapat pulang ke ‘kampong halaman’ nanti.


Makanya, saya decide untuk puasa saja esoknya. Dapatlah saya mempraktikkan pesanan Rasul SAW buat Abu Hurairah si bapa kucing untuk at least berpuasa 3 hari in a month when actually it’s a good way of saving my money.


Ditakdirkan Allah, saya harus menyelesaikan beberapa perkara berkaitan dengan PTPTN dan harus bergerak ke sana-sini. The best part was, a friend who used to ‘angkut’ me ke sana-sini ada hal yang harus dia utamakan and that means saya harus belajar ke sana-sini sendiri. Tapi, selama ini saya memang kaki redah aja and that was what I’ve done yesterday. Berjalan turun naik bukit ke Chancellery dan Kolej Mawar to settle the thing which only UiTM students know how that would be. Pede muna (bukan nama sebenar) :)


And that did not end there. Saya terpaksa juga ke beberapa destinasi lain untuk memastikan dokumen yang saya ada lengkap dan itu bermakna saya harus menaiki Rapid KL dan bertukar-tuker destinasi which also means, setiap bus RM1 since there’s no more tiket sehala or something heaven like that.


The MOST amazing part adalah, setiap kali saya buka magic uncang dan selup dalamnya untuk ambil wang RM1, ada aja keeping-keping duit itu. macam tak berkurang pula. Kan saya dah kata, saya hanya ada RM 10 tadi? Dan untuk ke Seksyen 2, UiTM dan juga ke kawasan rumah sewa saya saya perlu commute at least 5 buses which cost me about RM 5.


Yang paling BEST, saya masih ada wang untuk berbuka puasa dengan meals yang best ya untuk hari itu. Allah huAkbar…


Eh, saya bukan nak kata saya best dan cool macam Inche Haywah di atas, ya untuk mendapatkan semua ke’best’an ini…


Despite all of these magical moments, saya rasa malu dan segan dengan Tuhan. Baiknya Dia pada saya dan betapa Dia menjaga saya even saya selalu culas terhadap suruhanNya. Saya hanya berikan beberapa keping wang RM 1 dan Dia gandakan kesenangan saya sebanyak ini… Allah huAkbar, Allah huAkbar, Allah huAkbar… memang hanya Dia yang menjaga dan mencukupi keperluan kita bila kita memang tidak mampu untuk menjaga diri kita dengan sebenar-benarnya.


Serius sedih. Oh, saya bukan pathetic pula mahu menangisi nasib diri, tapi sedih dengan diri bila mengenangkan berjuta-juta lemon nikmat juga kurniaan Dia saya buat nampak tak nampak. Above all, atas segala kelebihan yang Dia dah beri pada saya, apa yang telah saya gunakan untuk membantu agama Dia even untuk menegakkan syariatNya dalam diri?


Sungguh, Dia tidak membutuhkan saya malah, saya yang memerlukan Dia.


Konklusi


“…Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (65: 2,3)



Fuhh…! Rasa macam kena ketuk tiga kali. Saya lah… kesannya pada kamu, hanya kamulah yang dapat merasainya.


So, mari post-mortem.


Mana taqwa juga tawakkal kita untuk kita harap kita nampak jalan keluar di saat kita buntu?

Mana taqwa juga tawakkal kita untuk kita harap Allah mencukupi segala keperluan kita?

Mana taqwa juga tawakkal kita untuk kita harap rezekiNya dari arah yang tidak kita sangka-sangka tu?



Kefahaman yang membina keyakinan.


Sedalam mana kefahaman kita tentang the fact yang Allah lah yang melaksanakan urusan kita juga menentukan setiap (each and every little single thing) sesuatu yang berlaku itu yang menentukan degree taqwa juga tawakkal kita. Kalau dapat straight A’s tapi tak faham-faham lagi bab ni, bukan kena makan Examo nutri minda atau Kismis Minda dah… kena repair hati sebab our minds are not capable of doing this, understanding the tawakkal business and to live with it but our hearts.


Tapi despite segala kemaksiatan, kemungkaran, kederhakaan dan ke’ignorant’an kita, Dia masih menjaga setiap inci hidup kita. Tak pernah pula kita short O2 bila kita ‘extra lalai’. Tak pernah pula kita pekak lima minit bila kita ‘over leka’ kan?


Saya mahu tinggalkan kamu dengan kesudahan yang tergantung ini bukan untuk saya mencuri quote Nabil “lu pikirlah sendiri” tapi sebab suka hati sayalah. Saya yang tulis tapi memang nak hang perkara ni. Carilah implied main idea nya ya…



semoga Allah menganugerahi kita ilham untuk memperbaiki amalan kita dan kecintaan kita kepada amal yang akan mendekatkan kita dengan Dia… amin…



Allah hu’Alam.

Tuesday, January 18, 2011

Uncang Magic 1





In the name of Allah, my Lord, my Everything…


p/s 1: Watch over, this “bilingual” is “applying” herself :b hehee


p/s 2: Time management, as usual. Careful where you spend it and I hope this could be very helpful in any sense that you can figure it out. Hehh, hopefully :) Oh, I’ll be very thoughtful to kerat-kerat this entry out so that you can leave the technicallyless - educational parts behind and proceed with something rational instead ngeheee ^^


p/s 3: It’s about time to critically read and think. Kena cari implied main idea sendiri ya :)


-------------------> This one is quite educational. Seriously.


Yakin Vs Cuba-cuba


Dikisahkan, pada suatu zaman dahulu di Mesir hiduplah seorang ulama tabiin iaitu Inche Haywah Bin Syuraih. Beliau tersangatlah famous dengan kesolehan, kewarakan dan banyak ilmunya and I guess that’s the reason Allah mengurniakan banyak kelebihan kepada beliau sebagai karamah.


Al-Hafiz Al-Zahabi meriwayatkan bahawa Inche Haywah Bin Syuraih yang sangat best dan cool ini akan menerima pemberian dari kerajaan berupa wang sebanyak 60 dinar setiap bulan and this man will never get himself home until he has given away all of the money he has to people who are in need.


However, setiap kali pulang ke rumah, Inche Haywah Bin Syuraih ini pasti akan menemukan kembali wang yang telah beliau sedekahkan itu di bawah tikar sejadahnya. One of his relatives found this fact out and thus he tried the ‘trick’ as well, hoping for the same ‘magic’ to take place and….


TAAAADDD-DAAAAAAA


Things didn’t turn out the way this very relative wanted it to be. Yii..? He’s seriously kind of scratching his head wondering what the heck happened before he eventually met Haywah to get this thing clear right away. Haywah simply reply;


“Aku memberikan wang itu kepada Allah dengan yakin, manakala, engkau memberikannya dengan cuba-cuba”



--------------------------------------------------> Explicitly less - educational yet implicitly quite practical.


Berbedakah yakin dengan cuba-cuba itu? Apparently yes.


Yakin ---> percaya dengan yakin. Letaknya di hati. Bila hati yakin, inshaAllah, kebergantungan dan penyerahan diri kepada yang Maha Memiliki itu solid. No worries, no doubt.


“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (2:62)



Orang mukmin, bila memberi dengan yakin yang Allah akan menggantikan dengan yang lebih baik, hati-hati mereka tidak gusar dan gelisah kerana mereka YAKIN akan janji Allah.


After all, keyakinan dalam hati itu yang menggerakkan manusia. Bukan akal.


Mahu contoh?


Case Scenario 1:


Penyibuk X: Aku tak fahamlah… what’s so ‘cool’ about killing yourself and others as well? Kan ke fatwa negeri kita dah kata yang MEROKOK tu HARAM? [sambil buat muka annoyed gila]

Jejaka Macho A: Alah, aku tahulah… kau jangan nak menyibuk hal aku, boleh tak? [gaya ‘cool’ tak mahu ambil kisah pun]

Penyibuk X: Kalau macam tu, esok aku masakkan babi masak padprik kat kau, kau mahu? Aku samaklah dulu daging babi tu before masak…nak? [test power]

Jejaka Macho A: Ko gila? Ko jangan melampau, Penyibuk X… babi tu haram, najis mughallazoh!! Kau samak macam mana pun, haram juga, tak boleh makan! [kepala mula berasap]

Penyibuk X: Habis tu, lain ke haram hisap rokok dengan haram makan babi? Mana ada HAL-RAM, Jejaka Macho A… haram tu, haramlah… mana ada haram 50%, halal 50%...

Jejaka Macho A: aku tahulah…! [tapi dok sedut lagi batang rokok tu] sibuk je!



Hah, nampak? Jejaka Macho A tahu yang merokok tu haram. Tahu itu letaknya di akal, otak manusia. Namun ia belum cukup kuat untuk menggerakkan atau membuatkan dia berhenti merokok dengan kadar segera, serta-merta.


Temanya sekarang ni, dia hanya tahu dan percaya sahaja yang prosesnya berlaku di dalam minda atau otak, bukan hati. If dia yakin [yang letaknya di dalam hati] akan balasan Tuhan nanti di akhirat, mesti dia takkan berani-berani men’defend’ hujah dia tadi.


Hold on, why bother telling others about this?



Sebab last weekend my friends and I were having a great time, bersis-sia di KLCC. There was one thing that bugged me to the most, which was this…



para perokok tempatan dan import 1


para perokok tempatan dan import 2



Tapi rasa macam tak ada kaitan kan dengan cerita kat atas tu…? Hahaaa.. agak lari topic la juga. Oh, ‘golongan pembunuh[sorry, saya tahu agak kasar but I’m just being very frank. Why should I bother to jaga your hidung, your hati and what not when you never spared others?] ini satu hal, tetapi berkaitan juga dengan yakin, cuba-cuba dan percaya itu.



-----------> mungkin patut sambung di page baru :)

tbc the... hehee ^^