.:soft reminder:.

"And if My servants ask thee about Me - behold, I am NEAR; I respond to the call of him who calls, whenever he calls unto Me; let them, then, respond unto Me, and believe in Me, so they might follow the right way" (2:186)

Monday, August 15, 2011

Ada Ke, Tak Ada Ke, Sama Je…



Bismillah…

Penyibuk Kelas 1: wahhh… aku kagum betul lah dengan kau ni.

Perasan Kelas2: Eh, apa yang nak dikagumkannya? (tersengih-sengih sambil sibuk melarikan mouse, main DOTA)

Penyibuk Kelas 1: tak ada lah, aku tengok, kau ni, bulan puasa pun cergas aje, macam tak puasa pulak…

Perasan Kelas2: Kau nak kata aku tak puasa la sekarang ni? (makin kuat menekan key board pula. geram)

Penyibuk Kelas 1: Eh, jangan salah faham, maksud aku, kau maintain okay even kau puasa, macam bulan yang bukan bulan puasa pun…

Perasan Kelas2: mestilah, takkan la sebab puasa kita nak longlai je kot ? sahabat nabi dulu, siap pegi berperang bagai tau bulan-bulan puasa macam ni…

Penyibuk Kelas 1: ye jugak. Tapi, diorang masa bulan puasa tak main DOTA bagai nak rak, macam kau kan…? Diorang lumba kejar buat pahala

Perasan Kelas2: -_-“

Kita kah itu…?

Nauzubillah…

Kenapa agaknya ya, asal bulan puasa je, macam-macam tazkirah, show, ceramah kat tv, radio hatta belog-belog dan website rasmi UiTM pun menyajikan hidangan yang lazat untuk rohani kita?

Debater Agung: Kau tak tahu? Ramadhan kan pesta ibadah… so, semua orang berlumba-lumba lah nak dapatkan ganjaran yang berlipat ganda tu… siapa nak ketinggalan? Rugi woooo gwa cakap lu…

Insan Kerdil: habis tu, bulan lain tak payah nak beribadah macam tu ke?

Debater Agung: Errr…

Insan Kerdil: kalau macam tu, kita ni, sebenarnya hamba ALLAH ke, hamba Ramadhaneyh?

Astaghfirullah al Aziim…




Macam mana ya?

Kalau kita ambil peluang bulan ramadhan ni bersedekah, bertadarus, berjemaah di masjid dan surau, tu kira dah Alhamdulillah sangat la tu… even after or before ramdhan kita macam back to basic ----> menjalani hidup biasa yang punya hubungan biasa-biasa saja dengan ALLAH


Kalau bulan puasa pun, kita macam sama aje dengan bulan tak puasa, tak ke rasa macamhampeh?


Kalau puasa kita tu macam hanya menahan lapar dan dahaga aje, agak-agaknya, worthy ke kita puasa?


I mean, no tadarus, solat pun hujung waktu, tak menundukkan pandangan dan tak menahan marah serta banyak la lagi perkara-perkara lain yang patut kita polish masa bulan puasa ni kita tak buat pun…


Yang kita buat hanyalah, tahan lapar dan dahaga aje.


Worthy ke puasa kita tu?


Baik tak payah puasa!

Eh.

Astaghfirullah al aziim…


Bukan nak ajar tak puasa, tapi nak ajak sama-sama kita baiki mutu dan tahap amalan kita.


Macam mana kita nak claim kita dapat degree taqwa (even rasa mcam jauh dan susah) tu kalau kita tak berbuat seperti yang sepatutnya?


Taqwa tu bukan takut.

Takut tu Khauf… takutkan Allah tu Khauf.





Taqwa tu, bak kata Ka’ab apabila ditanya oleh Umar alFaruq…

‘Umpama kamu berjalan di atas jalan yang sempit dan penuh duri. Pastinya kamu sangat berhti-hati, takut kerpijak duri dan takut pakaian kamu tercarik dengan duri-duri itu’


Contohnya, macam kita kunci pintu rumah dan pasang safety alarm.


Kenapa kita kunci pintu rumah dan pasang safety alarm? Sebab kita takut pencuri masuk.


Kita kunci pintu rumah dan pasang safety alarm tu sebab takut. Takut tu la yang kita umpamakan dengan Khauf. Perbuatan kunci pintu rumah dan pasang safety alarm tu lah taqwa. The DEEDS.


The very deeds yang kita buat sebagai langkah berjaga-jaga dan berhati-hati itulah taqwa. Takut Allah murka, dan berbuat kerana mahu DIA redha. inshaALLAH.


Kalau kita tak dapat even sikit cebisan taqwa tu, rugilah kita…


Macam ulat bulu naik daun, eh. Macam ulat bulu yang nak masuk ke dalam kepompong ramadhan tapi keluar tak jadi rama-rama pun.


One thing, ada hadis yang meriwayatkan bahawa, CELAKA lah barang siapa yang kelaur dari bulan ramadhan tetapi tidak mendapat keampunan ALLAH…


Jom muhasabah puasa kita… di tahap mana?


Rasulullah SAW telah bersabda yang maksudnya: setiap amalan anak adam adalah baginya, melainkan puasanya. Ia untukKu dan Aku akan membalasnya. Dan puasa adalah perisai, maka apabila seseorang berada pada hari puasa maka sia dilarang menghampiri (bercumbu) pada hari itu dan tidak meniggi suara. Sekiranya dia dihina atau diserang maka dia berkata: Aku berpuasa demu Tuhan di mana diri Muhammad di tanganNYa. Maka perubahan bau mulut orang berpuasa lebih harum di sisi Allah pada hari Qiamat daripada bau kasturi, dan bagi orang berpuasa ada dua kegembiraan, yang mana dia bergembira dengan keduanya apabila berbuka dia bergembira dengan waktu berbukanya dan apabila bertemu dengan Tuhannya, dia bergembira dengan puasanya.

(HR Iman Bukhari, Muslim, Nasai’e, Ahmad, Ibn Khuzaimah, Ibn Hibban dan Baihaqi)







vid ini sgt menarik. mahu share dengan anda!




Sunday, August 14, 2011

esok menanti?




Pagi itu..

Enak mentega kacang

bagai menampal retak-retak

hati yang luka..

Segelas air putih..

Tak mampu menjernihkan

rasa kecewa semalam

yang masih belum beredar..

Namun aku..

Cuba mengukir senyuman di bibir

kerna tak mungkin mampu ketawa..

Ada cerita duka..

Jelas terpancar di wajahku

saat itu kubagaikan hilang arah..





more than words...



Bismillah…

Rezeki manusia tu macam-macam. I mean, they come in various forms and ways. Alhamdulillah, rezeki saya iman dan islam.

There was time (guess it’s actually WERE times) when I felt so down and frustrated. I don’t know. It’s such a helpless and hopeless feeling.

It doesn’t feel good to trouble others.

It is not okay to impose on others.

It sucks when it seems like we’ve been using, taking advantages and make use of others when we need them.

Even worst, we blamed our limitations and weaknesses for that. Blamed? Or actually making an excuse out of it?

God knows.

I was waiting for a bus to get myself somewhere, for a sharing session. I have to spend two hours before the exact time of the meeting to catch and change busses. And to my fortune, I missed the very trip I planned to take which dragged to another problem, causing others to wait for me in turn.

I seriously cried my heart out. Knowing that wasn’t the first time it took place, I felt so despaired.

I meant good.

And I wanna be good.

The only thought that crossed my mind at that very point of time was, how I wish I have a car. Seriously, I meant it.

Then, one after another bit and pieces of memories of my anak2 usrah and I traveling together for a daurah.

How I let them (who were still fresh and new) to move from a place to another themselves because their mak usrah couldn’t drive them there.

I seriously don’t mind if all of my shoes torn and wrecked because I walk a lot.

I seriously don’t mind if I have to walk alone late at night from their places and bumped with all sorts of weird people along the way…

Because that is simply what I wanna do.

Up to a point where I couldn’t manage myself well.

I have other responsibility as a student to study and get my research done, well.

I hardly spend much time on the road, to travel and walk to their places.

And again, I have to trouble and impose on others.

Which I think I’m just benefiting them to get myself where I wish to.

I’m selling fish.

Selfish.

The only thought that crossed my mind at this very point of time is, how I wish I have a car. Seriously, I meant it.

Well, of course, the cause of my frustrations and despair-ness is not a car for sole. Almost each and every single thing that hinders me, and the stressors which keep pushing me that I’m not able to move myself no where affect me.

Up to a point where I seriously realize that, I have nothing with me.

Zero.

Nil.

I have no money.

I have no other sort of wealth with me.

I have NOTHING!

Which then, I think, how better life could be if I at least have a car.

Or perhaps, some money to spend on others, on my transportation and what not.

And you know what?

I WAS WRONG!

The car is not my source of happiness.

Money is not my source of happiness.

Not until I came across these versus of surah al Israk:

18. Whoever wishes for the quick-passing (transitory enjoyment of this world), We readily grant him what We will for whom We like. Then, afterwards, We have appointed for him Hell, he will burn therein disgraced and rejected, (far away from Allah's Mercy).

19. And whoever desires the Hereafter and strives for it, with the necessary effort due for it (i.e. do righteous deeds of Allah's Obedience) while he is a believer (in the Oneness of Allah Islamic Monotheism), then such are the ones whose striving shall be appreciated, thanked and rewarded (by Allah).

20. To each these as well as those We bestow from the Bounties of your Lord. And the Bounties of your Lord can never be forbidden.

21. See how We prefer one above another (in this world) and verily, the Hereafter will be greater in degrees and greater in preference.

22. Set not up with Allah any other ilah (god), (O man)! or you will sit down reproved, forsaken (in the Hell-fire).

23. And your Lord has decreed that you worship none but Him. And that you be dutiful to your parents. If one of them or both of them attain old age in your life, say not to them a word of disrespect, nor shout at them but address them in terms of honour.

24. And lower unto them the wing of submission and humility through mercy, and say: "My Lord! Bestow on them Your Mercy as they did bring me up when I was small."

25. Your Lord knows best what is in your inner-selves. If you are righteous, then, verily, He is Ever Most Forgiving to those who turn unto Him again and again in obedience, and in repentance.

Ilah.

I made all sorts of things as my ilah without I realizing it - money, car, friend, my beloveds and others as sources of my happiness and satisfaction but HIM.

Bila sumber kebahagiaan dan kegembiraan itu bukan DIA, saya mencari ilah yang lain, padahal, DIA lah tempat pergantungan saya yang sebenar-benarnya.

Tempat saya berdoa

Tempat saya berharap

Tempat saya meletakkan segala impian dan harapan.

Kerana tiada apa yang mustahil bagi DIA

Kerana tiada apa yang tidak mungkin bagi DIA

Kerana tiada satu pun doa, harapan juga permintaan kita yang tidak DIA tahu, tidak DIA dengar melainkan DIA lah juga yang akan menunaikanya… memberi dengan sepenuh kemurahan dan kasih sayang.

Inilah rezeki saya.

Bila saya mampu menyedari yang DIA lah rabb,

Dan saya hanya hamba.

Inilah rezeki saya,

Bila saya mampu berkata,

Tuhan, aku tidak punya apa… kecuali ENGKAU.



Monday, August 1, 2011

dia datang...


Bismillah…


Alhamdulillah, Alhamdulillah… Alhamdulillah


Allah huAkbar.


Seriyesli, tak terhihtung banyaknya nikmat dan kurnia Dia buat kita. Kesempatan juga peluang yang dia hadirkan dalam setiap detik hidup kita untuk mengenal Dia, mencari erti hidup dan untuk sedar, kembali pada Dia.


Ramadhan datang lagi.


Selalunya verse yang ke 183 daripada surah kedua dalam alQuran ni yang paling femes dituliskan di dinding-dinding muka buku juga yang dihantar lewat mesej pesanan ringkas…


“wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan berpuasa ke atas kamu, sebagaimana telah diwajibkan ke atas umat-umat sebelum kamu agar kamu berTAQWA” (2:183)


Dan mungkin ia tamat di situ.

Bersambung pula dengan sambutan hangat di bazaar ramadhan, jualan mega jakel, moreh di masjid negeri etc.


Itulah ROH ramadhan di Malaysia.


Hakikat.


Ke?


Allah huAlam.


Si Arissa yang menulis mungkin tidak jauh dari definisi ROH ramadhan di atas.


Arissa-hati besar: Apa nak buat. Dah memang kita duduk di Malaysia. Bukan planet Jupiter atau bumi berkah, Makkah alMukarramah. Pergi dengan arus (go with the flow) ajelah… mana nak lari lagi?

Arissa-hati kecil: Travel lah, backpacking, untuk rasai ramadhan yang hidup tu di tempat-tempat yang tak declare pun Negara mereka tu Negara islam. OZ ke, UK ke… barulah thrill. Barulah ada life…! Macam Fend dengan Chad ;)

Arissa-hati besar: errr… duit dalam uncang magic ada bape sen?. Bercita-cita tinggi itu bagus. Tapi… reality nya sekarang ni…. Nak bayar duit sewa pun kena buat loan dengan inche abah. Apa cerita?

Arissa-hati kecil: and that’s it…? Gi-la L.O.S.E.R.

Arissa: -_- *sigh


Roh Ramadhan


Taqwa


Adakah keduanya perkara yang tidak lain melainkan hanya mustahil dan tidak mungkin semata-mata?


Oh… sudah tentu tidak! If not, takkanlah Dia janji semua tu, kan?


If there’s no such bi’ah solehah (suasana/persekitaran yang baik) CREATE one.


Mungkin perlu mulakan dengan target atau planat.

Macam ni…





Takkanlah aktiviti dan benda lain bukan main sistematik dan canggih tapi tang ramadhan, hampeh kan…?


Mari merancang dan mari melaksanakan sebanyak-banyak ibadah dalam bulan yang penuh barakah juga maghfirah ini.


Semoga ibadah-ibadah yang kita lakukan dapat jadi anak tangga kita menuju TAQWA juga bekalan kita menempuh 11 bulan lain yang mendatang selepas ramadhan ni (kalau panjang umurlah).


Mulakan sedikit demi sedikit tetapi berterusan.


”Undoubtedly, the one who purifies (their soul) has succeeded. And the one who soiled (their soul) has certainly failed.”(91:9-10)


Ramadhan ni macam sekolah. Macam kita akan sit untuk SPM or something dan targetnya mestilah nak dapat straight As dalam test tu kan? Straight As tu la TAQWA, sebagai hadiah mujahadah juga pengorbanan dan kesabaran kita sepanjang bulan ni.


Kita ni pula macam ulat bulu. Or ulat daun. Dan akan masuk ke dalam kepompong ramadhan supaya metamorphosis yang kita undergo tu, boleh jadikan kita rama-rama yang terbang cantik.


Oh, mungkin ada yang tidak tahu, ulat bulu ni akan berpuasa masa proses pertukaran tu. Yelah, dalam kepompong, nak makan apa?


Dengan puasa tu lah dia boleh jadi rama-rama yang paling cantik. Kalau tak sabar etc, mungkin keluar dari kepompong, tak jadi apa pun. Sama je jadi ulat bulu macam asal.


Macam tulah kita. Dah penat puasa, mestilah kita mahu hasil yang best kan?


Mestilah lepas keluar dari kepompong ramadhan tu kita nak jadi rama-rama yang chanteq! Kalau kuar tapi jadi ulat bulu balik (means, habis pose, tabiat jahat dan sia-sia kita kembali kepada asal) kitalah golongan yang rugi tu.


Kalau kuar tu tak jadi ulat bulu, tapi jadi ulat lain… lagi haru!


Mari koreksi diri.


Setiap perubahan memerlukan pengorbanan. Yang penting, setting niat yang betul juga langkah pertama!


Sampai bila kita nak macam ni?


Sampai bila kita nak jalani hidup biasa yang punya hubungan BIASA saja dengan Allah?


Insan A: Tengoklah, kalau betul-betul dah sedia.

Insan Penyibuk: Ya, right~ . Entah sempat ke tidak tunggu sedia tu. Tengok-tengok dah kena soal dengan malaikat Munkar dengan Nakir. Siapa nak jawab?

Insan A: Akulah jawab! Kubur lain-lain hokey!

Insan Penyibuk: Cuba kau cakap macam tu depan Tuhan nanti. Berani ke?


“Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap ayat (Ku), mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus menempuhnya. Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai daripadanya.” (7:146)


DUSH!


Rasa macam kena penampar jepun. Tepat kat batang hidung sendiri.

Memang nak bagi kena kat batang hidung sendiri pun. Takkan kat batang paip pulak, kan?


Astaghfirullah alAziim.



Semoga tangan yang menulis, juga mata yang pertama membaca lebih ringan amal juga perbuatannya.


Tiada istilah terlambat selagi matahari masih terbit di timur.


Tiada istilah siapa benar sekarang kerana masa hadapan bukan pada tangan kita.


Semoga kita tidak mati, melainkan dalam iman dan islam.


Oh, nak share ni…






Hehh.. cool kan?


Mari sertai mereka yang cool bergaya sepanjang bulan ramadhan ni (semoga terbawa-bawa walau dah habis ramadhan).


Jom ceate WAVE baru.


Orang dok sibuk garu iPad, iPhone dan segala bagai skrin yang gatal, kita garu muka surat tafsir quran kita ;)


Jom jadi Quran berjalan!


p/s: salam ramadhan kareem. Ampunkan salah sialap saya. Halakan segalanya. Semoga kita dapat menemui Dia genagan kegembiraan yang sejati juga jiwa yang paling sejahtera.